Oleh: Gania Kusriyati

Oleh : Mia Rahmatika

Financial Technology (FinTech) telah menjadi kekuatan pendorong utama dalam evolusi sektor keuangan global, termasuk di Indonesia. Peningkatan penggunaan teknologi digital dalam layanan keuangan telah memungkinkan penyedia layanan FinTech untuk menjangkau konsumen yang sebelumnya tidak terlayani oleh lembaga keuangan tradisional. Financial Technology mencakup berbagai inovasi seperti pembayaran digital, pinjaman online, investasi digital, dan asuransi digital yang memberikan kemudahan akses dan efisiensi lebih tinggi dibandingkan layanan konvensional (Arner et al., 2016). Di Indonesia, perkembangan FinTech didorong oleh tingginya penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar, serta dukungan dari pemerintah melalui regulasi yang lebih adaptif (Bank Indonesia, 2020).

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 mengusung tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Tema ini menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh pihak—pendidik, keluarga, masyarakat, hingga pemerintah—dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Di balik perkembangan ekonomi dan kemajuan industri, terdapat perjuangan tanpa lelah dari para buruh yang bekerja keras demi kehidupan yang lebih layak. Mereka menghadapi tantangan setiap hari—dari jam kerja panjang hingga kondisi kerja yang sering kali tidak ideal—namun tetap teguh dalam usaha mereka untuk mendapatkan hak, kesejahteraan, dan masa depan yang lebih baik. Kerja keras mereka bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga menjadi fondasi bagi kesejahteraan keluarga dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Para buruh dan pekerja merupakan tulang punggung ekonomi yang berdedikasi, mencurahkan waktu, tenaga, dan semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan cinta terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Namun, sering kali sistem yang ada belum mampu memberikan dukungan yang sepadan, baik dalam bentuk perlindungan hak, kesejahteraan, maupun kondisi kerja yang manusiawi. Ketimpangan ini membuat banyak pekerja menghadapi tantangan berat, seperti jam kerja yang tidak wajar, kompensasi yang minim, dan terbatasnya akses terhadap fasilitas yang mereka butuhkan. Meskipun begitu, semangat mereka tetap menyala, menjadi bukti kuatnya komitmen mereka terhadap pekerjaan yang sangat mereka cintai.

Di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan Jakarta yang dinamis, keberadaan Pasukan Oranye, atau yang secara resmi dikenal sebagai Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), memegang peranan krusial. Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga kerapian dan fungsionalitas lingkungan sehari-hari warga. Dengan fokus pada tingkat kelurahan, tugas dan tanggung jawab mereka mencakup berbagai aspek pemeliharaan fasilitas publik yang seringkali luput dari perhatian namun sangat vital bagi kenyamanan dan kelancaran aktivitas masyarakat.