Siapa Itu Marsinah?
Marsinah adalah seorang aktivis buruh dan pekerja pabrik asal Indonesia yang menjadi simbol perjuangan hak-hak buruh di era Orde Baru. Ia lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur, dan bekerja sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di Porong, Sidoarjo[1][2][3]. Marsinah dikenal sebagai sosok vokal yang berani memperjuangkan hak-hak pekerja, terutama terkait upah layak dan kondisi kerja yang manusiawi[2][4][3].
Peran Marsinah Sebagai Aktivis Buruh
Marsinah aktif dalam berbagai aksi unjuk rasa buruh, terutama pada awal Mei 1993. Ia terlibat dalam rapat-rapat dan aksi mogok kerja bersama rekan-rekannya untuk menuntut kenaikan upah pokok dan tunjangan tetap. Marsinah juga menjadi salah satu perwakilan buruh yang berunding dengan pihak perusahaan[1][5][3]. Keberaniannya memimpin aksi dan memperjuangkan keadilan membuatnya dihormati di kalangan buruh dan menjadi inspirasi hingga kini[4][3].
Kronologi dan Tragedi Pembunuhan
Pada 3–5 Mei 1993, Marsinah terlibat aktif dalam aksi mogok kerja di pabriknya. Setelah beberapa rekan buruh ditahan dan dipaksa mengundurkan diri oleh aparat militer, Marsinah sempat mendatangi markas Kodim Sidoarjo untuk mencari tahu keberadaan mereka. Malam harinya, ia menghilang secara misterius. Tiga hari kemudian, pada 8 Mei 1993, jasad Marsinah ditemukan di hutan Wilangan, Nganjuk, dalam kondisi mengenaskan dengan tanda-tanda penyiksaan berat[1][2][6][3].
Hasil autopsi menunjukkan Marsinah mengalami kekerasan fisik yang parah, termasuk patah tulang dan luka-luka serius, bahkan diduga terdapat luka tembak[6]. Pembunuhan Marsinah menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM berat yang hingga kini belum tuntas penyelesaiannya[6][3].
Marsinah dan Hari Buruh (May Day)
Setiap peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei, nama Marsinah selalu dikenang sebagai simbol perjuangan keadilan dan hak-hak buruh di Indonesia. Keberaniannya melawan penindasan dan memperjuangkan hak-hak pekerja menjadikan Marsinah inspirasi bagi gerakan buruh dan aktivis HAM di tanah air[4][3]. Banyak organisasi buruh dan kelompok aktivis yang terus mengangkat semangat perjuangannya dalam memperingati May Day[4].
Baca juga : Apa itu May Day atau Hari Buruh ? Apa Dampaknya untuk Masyarakat dan Bisnis !
Warisan dan Penghargaan
Marsinah dianugerahi penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun 1993 sebagai bentuk penghormatan atas perjuangannya membela hak asasi manusia[1][3]. Hingga kini, Marsinah tetap dikenang sebagai pahlawan buruh dan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan di Indonesia[4][3].
Kesimpulan
Marsinah adalah aktivis buruh yang gugur karena memperjuangkan keadilan dan hak-hak pekerja di Indonesia. Kisah hidup dan kematiannya menjadi pengingat pentingnya solidaritas, keberanian, dan perlindungan hak asasi manusia, terutama di momentum Hari Buruh[1][2][4][3].
Referensi
- https://id.wikipedia.org/wiki/Marsinah
- https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/21/080000979/kisah-marsinah-aktivis-buruh-yang-dibunuh-pada-masa-orde-baru
- https://www.detik.com/jatim/berita/d-7319159/marsinah-sosok-aktivis-buruh-yang-dibunuh-karena-perjuangkan-hak-haknya
- https://kabartuban.com/marsinah-mengenang-aktivis-buruh-pahlawan-perjuangan-keadilan/34430
- https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Marsinah
- https://www.tempo.co/hukum/31-tahun-lalu-marsinah-ditemukan-meninggal-salah-satu-pelanggaran-ham-berat-yang-belum-tuntas-60708