Bismillahirahmanirahim
Teman-teman yang berbahagia. Pada suatu waktu kita akan sangat membutuhkan sahabat yang akan menemani bahkan membela kita terutama pada situasi yang sulit. Baik kesulitan di dunia terlebih kesulitan yang amat sangat di akhirat kelak.

Teman-teman, dapatkah ramadhan tahun ini menjadi sahabat kita. Jawabannya tergantung dari seberapa baik pendekatan atau "pdkt" kita dengan ramadhan. Seberapa serius kemauan ramadhan kita ikuti.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Kalimat la'allakum dapat tercapai jika pdkt dilakukan dengan penuh kesungguhan dan komitmen keimanan. Kita harus bisa melakukan pdkt khususunya di lima waktu terbaik.

Pertama waktu sahur. Bangun tidur untuk Allah, ingat Allah agar ibadahnya maksimal. Lebih lama dan khusu sholat dan istigfarnya. Ramadhan ingin kita lama dengan aktivitas ibadah, bukan lama dengan makanannya.

Allah SWT telah memberikan fasilitas terbaik di waktu sahur, salah satunya adalah ampunan. “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’” (HR. Bukhari).

Kedua, waktu fajar sampai sore. Ramadhan ingin kita merasakan lapar namun etos kerja tetap tinggi dan produktif. Rasa lapar harus menjadi tambahan semangat untuk mengejar target besar ramadhan. Sangat istimewa jika dalam lapar bisa membaca Al Quran, belajar atau melakukan aktivitas produktif lainnya.

Ketiga waktu menjelang berbuka. Memperbanyak doa dan aktivitas kebaikan lainnya untuk meninggikan skor dan nilai puasa. Jangan-jangan nilai puasa sejak sahur sampai sore nilainya masih kecil. Sore hari waktunya "remedial".

Keempat waktu malam hari. Menikmati setiap bacaan dan gerakan sholat. Ramadhan tidak ingin melakukan sholat dan aktivitas ibadah dilakukan dengan cepat dan terburu-buru.

Kelima, waktu di sepuluh hari terakhir. Konsentrasi dengan lailatul qodar. Giat beribadah dan produktif dalam kebaikan. Ramadhan ingin kita sibuk dengan Al Quran, lama di masjid. Bukan lama di pasar.

Insya Alah dengan pdkt seperti ini, ramadhan akan senang bersahabat dengan kita. Selamanya ada disamping kita. Memberikan ketenangan dan limpahan kebaikan. Tidak hanya di kehidupan abadi nanti, namun Insya Allah di aktivitas kesehariaan kita saat ini.

Terimakasih telah membaca tulisan sederhana ini. Semoga membawa kebaikan. Aamiin