Awas Data Pribadi Bocor Uang Triliunan Rupiah Lenyap Ini Hubungan Penipuan dan Kebocoran Data

Data Bocor Jadi Amunisi Penipu

Penipu di era digital tidak lagi bekerja secara acak. Dengan adanya data pribadi yang bocor dari berbagai platform dan lembaga, mereka bisa menargetkan calon korban dengan jauh lebih efektif. Data seperti nama lengkap, nomor telepon, alamat, hingga riwayat transaksi kini menjadi alat bagi mereka untuk:

  • Membangun Kepercayaan: Penipu bisa menyebutkan nama lengkap korban, alamat, atau bahkan data keluarga. Ini membuat korban merasa yakin bahwa mereka sedang dihubungi oleh pihak yang sah, seperti dari bank, kantor pajak, atau layanan pengiriman paket.

  • Melakukan Serangan Tepat Sasaran: Berbekal data yang bocor, penipu bisa membuat modus yang disesuaikan dengan profil korban. Jika mereka tahu korban sering berbelanja di e-commerce tertentu, mereka akan mengirim tautan palsu yang sangat mirip dengan notifikasi resmi e- commerce tersebut.

Kerugian Triliunan Rupiah, Akibat Modus yang Makin Canggih

Tidak heran jika kerugian mencapai triliunan rupiah. Modus penipuan online sudah berkembang pesat dan memanfaatkan data yang bocor untuk mengelabui korban. Contoh paling sering kita jumpai adalah kasus penipuan dengan modus "kurir salah kirim paket" yang mengirim file berbahaya, atau penipuan investasi bodong yang terlihat profesional karena menggunakan data korban. Semua itu menunjukkan bahwa celah keamanan di tingkat institusi (pemerintah dan swasta) yang menyebabkan data pribadi bocor menjadi pintu gerbang bagi kejahatan yang lebih besar.

Siapa yang Bertanggung Jawab dan Bagaimana Solusinya? Untuk melawan masalah ini, diperlukan tanggung jawab dari semua pihak. Pemerintah dan Lembaga:

Mereka memiliki tanggung jawab paling besar. Pemerintah harus tegas menegakkan Undang- Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Sanksi yang berat bagi lembaga yang lalai harus diberikan untuk menciptakan efek jera. Perusahaan dan lembaga publik juga harus rutin melakukan audit sistem keamanan dan investasi pada teknologi perlindungan data.

Kita sebagai Masyarakat: 

Meskipun data sudah terlanjur bocor, kita punya peran penting. Penipuan tidak akan terjadi jika kita lebih waspada. Selalu gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda di setiap akun. Aktifkan verifikasi dua langkah (2FA) dan jangan pernah memberikan kode OTP ke siapa pun. Pada akhirnya, melindungi data pribadi adalah pertahanan pertama kita dari kejahatan penipuan online.

Referensi: https://finance.detik.com/moneter/d-8069446/ngeri-makin-banyak-uang-warga-ri- lenyap-kena-penipuan-online

Fasilitas Universitas Tazkia ( Kampus Tazkia )

FasilitasTazkia BangunanKampusTazkia AsramaTazkia

( Bangunan Universitas Tazkia )