World App adalah bagian dari ekosistem layanan digital yang dikembangkan oleh perusahaan Tools for Humanity asal Amerika Serikat, yang juga didirikan oleh Sam Altman, CEO OpenAI. Ekosistem ini terdiri dari empat komponen utama: World ID, World App, World Coin, dan World Chain[1][2][3].

Fungsi dan Tujuan World App:

  • World ID adalah sistem identifikasi digital yang dirancang untuk membuktikan secara aman dan anonim bahwa pengguna adalah manusia asli, bukan bot, dalam berbagai aktivitas online seperti login aplikasi, voting, atau pembelian tiket konser.

  • World App berfungsi sebagai aplikasi dompet digital untuk menyimpan World ID dan mengelola aset digital seperti mata uang kripto World Coin. Aplikasi ini juga menyediakan akses ke berbagai aplikasi mini dalam ekosistem World.

  • World Chain adalah blockchain yang dirancang khusus untuk manusia dengan fitur open source dan tanpa biaya gas bagi pengguna terverifikasi[1][2][3].

Kontroversi dan Viralitas:


World App menjadi viral di Indonesia karena menawarkan imbalan uang tunai sekitar Rp800 ribu kepada masyarakat yang bersedia melakukan pemindaian retina mata menggunakan alat khusus bernama Orb. Proses ini menghasilkan identitas digital global yang disebut World ID. Tawaran imbalan tersebut menarik banyak orang, terutama dari kelompok rentan, hingga terjadi antrean panjang di beberapa lokasi, seperti di Bekasi[1][2][4].

Isu Keamanan dan Pembekuan oleh Komdigi:


Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara operasi layanan World Coin dan World ID setelah viralnya pemberian uang sebagai imbalan pemindaian data retina. Pembekuan ini dilakukan sebagai langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat, terutama terkait keamanan data biometrik yang sangat sensitif dan unik. Penyelidikan awal juga menemukan bahwa perusahaan yang menjalankan layanan tersebut, PT Terang Bulan Abadi, belum terdaftar resmi sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) sesuai peraturan di Indonesia[1][5][4][6].

Kesimpulan:


World App adalah aplikasi identitas digital yang menggunakan teknologi biometrik untuk verifikasi manusia secara online dan mengelola aset digital. Namun, kontroversi terkait imbalan uang untuk pemindaian retina dan kekhawatiran soal keamanan data pribadi menyebabkan Komdigi membekukan operasionalnya di Indonesia sebagai tindakan pencegahan[1][5][2][4][3][6].

Referensi

  1. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250505104352-185-1225746/apa-itu-world-app-yang-sempat-viral-hingga-dibekukan-komdigi
  2. https://www.liputan6.com/hot/read/6014534/mengenal-aplikasi-world-app-yang-bayar-rp800000-untuk-scan-retina-amankah-data-anda
  3. https://www.kompasiana.com/bennyekosupriyanto8389/6818871d34777c667959e653/di-balik-world-app-antara-janji-masa-depan-digital-dan-ancaman-privasi
  4. https://www.liputan6.com/tekno/read/6014184/kontroversi-world-app-pindai-mata-orang-indonesia-dengan-imbalan-uang-ancam-keamanan-data
  5. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250505104806-37-630912/aplikasi-world-buka-suara-usai-viral-dan-dibekukan-komdigi
  6. https://www.youtube.com/watch?v=PesvoOsFwgI