1. Pembiayaan Berbasis Ekuitas
Pembiayaan berbasis ekuitas melibatkan pendanaan yang diberikan oleh lembaga keuangan dengan imbalan kepemilikan saham dalam suatu perusahaan. Artinya,
lembaga keuangan menjadi bagian dari pemilik perusahaan meningkat. Jenis pembiayaan ini umumnya ditawarkan oleh perusahaan modal ventura atau investor institusional kepada bisnis yang sedang berkembang pesat, seperti startup atau perusahaan yang ingin berekspansi. Keunggulannya adalah tidak adanya tekanan pembayaran bunga atau cicilan, namun pemilik usaha harus siap berbagi kontrol dengan investor.
Dalam sistem syariah, pembiayaan berbasis ekuitas sering diwujudkan melalui akad musyarakah (kemitraan) atau mudharabah (bagi hasil). Pada musyarakah, dua pihak atau lebih menggabungkan modal untuk menjalankan usaha bersama, sedangkan pada mudharabah, lembaga keuangan menyediakan modal sementara pengelola menjalankan usaha dengan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan.
2. Pembiayaan berbasis utang
Pembiayaan berbasis utang melibatkan pinjaman dengan kewajiban pengembalian pokok dan bunga. Ini adalah jenis pembiayaan yang umum ditawarkan bank melalui kredit usaha, pinjaman kendaraan, atau kredit rumah. Keunggulannya adalah pengusaha tetap memiliki kendali penuh atas usahanya, tetapi harus siap menghadapi risiko kewajiban pembayaran utang, terutama jika arus kas tidak stabil.
Dalam pembiayaan syariah, utang diwujudakan tanpa bunga melalui akad murabahah (jual beli dengan margin keuntungan), ijarah (sewa). Atau qard (pinjaman tanpa
imbalan). Sistem ini menghindari unsur riba, menjadikannya lebih sesuai dengan prinsip keadilan dan keputusan syariah.
Dengan ragam pembiayaan konvensional dan syariah ini, lemabaga keuangan menjadi mitra strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sesuai kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat.