Hal tersebut tidak hanya dialami oleh yang berpenghasilan tidak tetap. Bahkan yang berpenghasilan tetap pun masih sering mengeluh pendapatan kurang. Jika dilihat lebih lanjut, pengaturan dan perencanaan keuangan yang baik harusnya bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk mengelola pendapatan agar merasa cukup. Pembuatan anggaran sederhana perlu dilakukan di awal agar dapat membuat pos-pos sebagai kontrol pengeluaran. Selain minimnya pengaturan keuangan, ada beberapa penyebab pendapatan tidak cukup dan selalu kurang, antara lain sebagai berikut.

Pertama, porsi hutang terlalu besar. Idealnya, total hutang produktif dan konsumtif tidak melebihi 30% dari pengeluaran bulanan. Hutang produktif adalah hutang yang dapat menghasilkan pendapatan atau hutang yang dapat menciptakan nilai tambah di masa yang akan datang.  Sedangkan hutang konsumtim adalah hutang yang digunakan untuk konsumsi atau penggunaan barang yang nilainya akan turun di kemudian hari. Seringkali tanpa sadar terjebak hutang konsumtif yang sangat besar. Pendapatan bulanan yang harusnya diutamakan untuk kebutuhan hidup ternyata sebagian besar harus dialokasikan untuk membayar hutang. Untuk keluar dari hutang ini, perlu ditinjau kembali komposisi hutang. Hutang konsumtif harus segera diselesaikan dan berupaya untuk tidak menambah hutang konsumtif lagi.

Kedua, banyak yang dibiayai. Istilah sandwich generation adalah sebutan untuk kelompok yang membiayai keluarga (pasangan dan anak) serta orang tua pada saat yang bersamaan. Dengan pendapatan yang terbatas, ketika harus membiayai banyak orang yang bersamaan akan berujung pada pendapatan yang terasa kurang. Membiayai orang tua merupakan bentuk bakti dan kasih sayang, tidak seharusnya dianggap sebagai beban. Namun, pada kondisi pendapatan yang terbatas diperlukan komunikasi yang baik tentang kesanggupan jumlah nominal support finansial yang mampu diberikan.

Ketiga, kenaikan biaya hidup. Tidak dapat dipungkiri bahwa biaya hidup semakin mahal. Inflasi membuat harga-harga semakin melambung. Dalam kondisi pendapatan yang terbatas, maka perlu menyiasati pengaturan kebutuhan. Pengeluaran kebutuhan harus disesuaikan dengan kemampuan. Pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan harus sesuai dengan pendapatan. Memilah-milah pengeluaran perlu dilakukan untuk menghindari biaya-biaya yang sebenarnya tidak perlu. Prioritas kebutuhan perlu dilakukan agar dapat melakukan penghematan dari pengeluaran yang kurang penting. Biaya hidup memang mahal, tapi yang membuat jauh lebih mahal adalah biaya gaya hidup. Dengan pendapatan terbatas, utamakan prioritas biaya hidup, bukan gaya hidup.

Alasan keempat, pendapatan tidak cukup karena sering terjebak keinginan. Harus dibedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Sering kita melakukan pengeluaran yang kita rasa adalah kebutuhan, padahal ternyata itu keinginan. Tidak ada salahnya sesekali memenuhi keinginan. Namun, jika pendapatan masih pas-pasan, harus bisa mengatur kapan dapat memenuhi keinginan. Dan ketika ada keinginan yang ikin diwujudakan, harus memastikan kebutuhan sudah terpenuhi. Sering juga keinginan ini muncul bersamaan dengan daya tarik diskon.

Alasan kelima adalah jika pendapatannya memang kecil, Ketika pendapatan memang kecil dan tidak cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama, maka mau tidak mau harus mulai memikirkan mencari pendapatan tambahan. Mulai mencari peluang-peluang yang dapat menghasilkan pendapatan baru.

Oleh Rochania Ayu Yunanda, MSc(Acc), CFP.