Murniati Mukhlisin, Guru Besar Akuntansi Syariah yang juga mantan rektor Institut Tazkia ini diundang khusus ke Bahawalpur untuk menjadi keynote speaker yang diminta bicara mengenai “How does Artificial Intelligence Adopted by Islamic Banks Efficiently Improve Islamic Financial Inclusion?” di hadapan 200 dosen, mahasiswa, para praktisi perbankan termasuk perbankan syariah seluruh Pakistan. Murniati menggambarkan berbagai upaya digitalisasi di Indonesia dan Pakistan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan teknologi AI agar menaikkan inklusi keuangan syariah.
Topik lain yang dibawakan Murniati adalah "Embracing the Future of Financial Disclosure: Effective Implementation of IFRS 9 for Islamic Banks to Foster Risk Management and Transparency" di mana Murniati menjelaskan pengalaman Indonesia mengenai persiapan implementasi PSAK 413 mengenai standar Akuntansi Penurunan Nilai yang baru disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 24 Juli 2024 berlaku efektif 1 Januari 2027 atau diterapkan dini.
Di sesi terpisah, tiga dosen Tazkia membentangkan risetnya secara online yaitu Anita Priantina dengan judul “Blockchain and Islamic Finance: A Bibliometric Analysis and Systematic Literature” serta Aminah Nuriyah dan Shofi Arofatul Marits dengan judul “Does Adopting AI Empower Entrepreneurs to Achieve Sustainable Development Goals?” Para pembicara ini diapresiasi oleh panitia dan disejajarkan dengan para peneliti internasional lainnya.
“Para peserta sangat terkesan dengan kemajuan sektor keuangan syariah di tanah air termasuk penggunaan AI dalam pelayanan produk dan jasa perbankan syariah dan begitu juga kelengkapan standar akuntansi syariah yang memastikan tata kelola yang lebih baik, untuk ini mereka mau belajar lebih banyak dari Indonesia” ujar Murniati.
Sumber: Humas Tazkia