Di antara 54 presenter yang terpilih dari 259 abstrak, dua mahasiswa Institut Tazkia, Eriza Putri Hidayatika (Mahasiswa MBS Tazkia) dan Aisyah Assalafiyah (Mahasiswa S2 HES Tazkia) berkesempatan untuk mempresentasikan tulisan mereka dalam International Simposium tersebut. Melalui gagasan mereka berjudul “From Waste to Wealth: A Mosque-Based Solution for Environmental and Economic Sustainability with Econoor”, mereka memaparkan konsep masjid yang tak sekadar menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pengelolaan limbah dan pemberdayaan ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan finansial dan sosiologis, Econoor dirancang sebagai aplikasi yang menghubungkan masjid dengan masyarakat miskin, menciptakan sistem yang mampu mengelola sampah sekaligus meningkatkan kesejahteraan umat.
Eriza menjelaskan, “Masjid memiliki potensi besar untuk menggerakkan perubahan. Dengan Econoor, kami ingin menunjukkan bahwa limbah bukan akhir, melainkan awal dari keberkahan. Dari sampah, kita bisa menjaga lingkungan sekaligus membantu mereka yang membutuhkan.” Ide ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), menawarkan solusi holistik untuk generasi mendatang.
Menjadi salah satu dari sedikit mahasiswa S1 yang tampil di hadapan para pakar dan praktisi internasional, Eriza mengungkapkan rasa syukurnya. “Alhamdulillah, saya merasa kecil di tengah orang-orang hebat ini, tetapi sekaligus bangga bisa berbagi ide. Melihat begitu banyak orang yang peduli pada lingkungan dan kesejahteraan membuat saya semakin yakin bahwa perubahan itu mungkin,” ujarnya.
Melalui ISIM 2024, harapan besar terlahir. Masjid tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga agen perubahan yang nyata. Gagasan seperti Econoor diharapkan mampu mendorong masjid-masjid di Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam menghadapi krisis lingkungan dan sosial. Dari ruang-ruang sujud, solusi untuk dunia yang lebih baik dapat dimulai.