
- Details
- Category: Populer
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development (usaha secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sosial untuk membantu pembentukan karakter secara optimal).
Terminologi pendidikan karakter mulai dikenalkan sejak tahun 1900-an. Thomas Lickona dianggap sebagai pengusungnya, terutama ketika ia menulis buku yang berjudul The Return of Character Education dan kemudian disusul bukunya, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility.Melalui buku-buku itu, ia menyadarkan dunia Barat akan pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good).

- Details
- Category: Populer
Oversharing adalah perilaku di mana seseorang berbicara terlalu banyak atau terlalu detail tentang dirinya sendiri atau kehidupannya pribadi kepada orang lain. Hal ini sering terjadi di era digital saat ini, di mana platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memberikan kemudahan bagi orang untuk membagikan informasi pribadi mereka kepada banyak orang.
Beberapa contoh dari oversharing termasuk:

- Details
- Category: Populer
Yang jadi masalah adalah ketika baper dipakai tidak pada tempatnya. Hal kecil atau sepele bisa menjadi masalah besar jika memakai perasaan yang berlebihan. Baper yang seperti ini kerap dipandang sebagai emosi negatif karena pelaku dianggap terlalu sensitif dan mudah tersinggung. Dalam konteks negatif, mereka yang suka baper kerap disebut orang baperan atau dalam istilah Psikologi disebut Highly Sensitive Person (HSP).

- Details
- Category: Populer
Altruisme adalah sikap atau naluri untuk memperhatikan dan mengutamakan kepentingan dan kebaikan orang lain. Altruisme berkebalikan dengan sifat egois yang lebih mementingkan diri sendiri. Seseorang yang melakukan altruisme disebut sebagai altruis. Segala kebaikan yang dilakukan seorang altruis biasanya muncul secara tulus tanpa ada rasa pamrih. Meski sikap ini sangat terpuji dan berdampak positif pada masyarakat, sikap yang dimiliki oleh orang dengan kepribadian ini juga dapat berdampak buruk bagi pelakunya jika dilakukan secara berlebihan.

- Details
- Category: Populer
Insecure adalah perasaan ragu, cemas, dan kurang percaya diri yang dapat mengganggu berbagai aspek hidup. Seseorang yang mengalami insecure cenderung memiliki pikiran negatif terhadap dirinya sendiri. Insecure adalah perasaan yang normal dan bisa dialami oleh siapa saja. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini berisiko menyebabkan gangguan mental, seperti stres hingga depresi. Mari simak ulasan lengkap mengenai penyebab, ciri-ciri, dampak, hingga cara mengatasi insecure melalui artikel di bawah ini.

- Details
- Category: Populer
Bagi kalian yang sedang menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tak terasa sudah setengah semester kalian menjalani aktivitas kuliah dilalui dengan penuh perjuangan. Banyak sekali tentunya proses adaptasi di lingkungan kampus ketika menjadi mahasiswa baru. Salah satu momen yang paling mendebarkan dalam hidup seorang mahasiswa adalah hadirnya momen-momen khusus di mana kalian harus duduk diam dan berkonsentrasi untuk menjawab soal-soal yang diberikan oleh dosen. Momen seperti ini biasanya hadir setidaknya dua kali dalam satu semester, yakni ketika Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Perlu diketahui bagi kalian yang saay ini menyandang sebagai mahasiswa baru maka perlu mengetahui bahwa UTS diadakan pada pertengahan semester oleh masing-masing kampus dan tentunya akan sangat mempengaruhi Indeks Prestasi kalian nantinya loh! Oleh karena itu tentu saja kamu harus menyiapkan diri sebaik mungkin agar nantinya kamu pun bisa lancar mengisi soal-soal Ujian Tengah Semester (UTS) yang diberikan oleh dosen.
Ada banyak sekali mahasiswa lama maupun mahasiswa baru yang terserang gejala panik parah ketika akan menghadapi momen Ujian Tengah Semester (UTS). Hal ini dikarenakan ketakutan yang mereka miliki karena takut tidak bisa mengerjakan soal-soal Ujian Tengah Semester (UTS) dengan baik dan benar. Momen Ujian Tengah Semester (UTS) sebenarnya bisa kamu manfaatkan pula untuk melihat kemampuan kamu dalam menyerap materi-materi ilmu pengetahuan yang telah diberikan Bapak serta Ibu dosen di dalam kelas. Mempersiapkan Ujian Tengah Semester (UTS) dapat menjadi tugas yang menakutkan, tetapi dengan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat, ini bisa menjadi proses yang mudah dikelola. Berikut ini beberapa tips dan trik untuk membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi UTS: