Lika-liku problema mahasiswa baru, seperti ketatnya persaingan dalam mencapai prestasi, tekanan untuk terus meningkatkan prestasi akademik melalui IPK yang tinggi, ragamnya tugas perkuliahan, tidak tepat memilih jurusan, ancaman droup out, adaptasi dengan lingkungan baru, pengaturan waktu yang kacau, rendahnya manajemen diri, mandiri, sulit mengatur keuangan, tempat tinggal yang dirasa kurang sesuai bagi mahasiswa pendatang, gangguan hubungan interpersonal, konflik dengan teman, keluarga dan orang lain, yang dapat berujung pada stres. Bagi sebagian mahasiswa akan menjadikannya sebagai beban dan tidak tertutup kemungkinan berujung pada stres di awal perkuliahan hingga kondisi yang berat yakni depresi. Namun bagi beberapa mahasiswa lainnya akan menganggap ini sebagai sebuah tantangan sehingga mereka akan sangat antusias dan menikmati setiap step-step yang akan dilaluinya nanti.
Keberhasilan mahasiswa dalam mengenyam bangku kuliah bergantung pada proses belajarnya, baik belajar secara berkelompok maupun belajar individu. Cara belajar yang efektif di perguruan tinggi harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memiliki keterampilan belajar (learning to learn), artinya mahasiswa tidak hanya belajar tentang mengingat fakta tetapi juga mampu memaknai fakta tersebut. Keterampilan mengelola diri, kemampuan berpikir kritis, agar memiliki hasil belajar yang memuaskan, salah satunya dibutuhkan kemandirian mahasiswa dalam belajar.
Mahasiswa yang proses belajarnya telah terampil tanpa bantuan orang lain, berinisiatif sendiri, tidak tergantung pada dosen, pembimbing, teman atau orang lain maka dapat dimaknai sebagai proses belajar mandiri. Bekal utama yang dibutuhkan mahasiswa adalah menyesuaikan kehidupan kampus untuk mandiri, proaktif, kritis, dan kreatif. Kemandirian belajar tidak sama maknanya dengan belajar sendiri, seorang mahasiswa yang telah aktif dan kreatif dalam belajarnya maka dapat dimaknai telah terampil dan mandiri. Istilah yang sering digunakan dalam kemandirian belajar adalah self-regulated learning, merupakan proses perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan suatu tugas akademik.
Kemandirian belajar penting dimunculkan, agar mahasiswa dapat mengatur waktu antara belajar, beristirahat, waktu untuk keluarga dan teman. Mahasiswa yang telah memaknai arti penting dari belajar akan berdampak positif baginya di kemudian hari, ditentukan oleh keberhasilan mahasiswa tersebut dalam menjalankan proses pendidikan di perguruan tinggi. Kemandirian belajar akan membantu mahasiswa untuk menjadi sosok yang aktif dalam menyiapkan tugas-tugas kuliah, mencari referensi dalam bentuk buku danjurnal-jurnal hasil penelitian, meresume atas materi yang telah dipelajari. Kemandirian belajar diperlukan dalam sistem pendidikan, agar tercapai tujuan pembelajaran yang menekankan siswa aktif dalam mengembangkan potensinya.
Motivasi belajar tidak hanya bertujuan untuk mengarahkan mahasiswa, namun juga berfungsi dalam meningkatkan kualitas diri dan kualitas akademik. Mengetahui motivasi dan kemandirian belajar sejak dini bagi mahasiswa yang baru mengenyam studi di Perguruan Tinggi menjadi salah satu upaya untuk membentuk lulusan yang profesional. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajarnya tinggi, baik motivasi bersifat instrinsik maupun motivasi ekstrinsik, maka kemandirian belajarnya juga baik, demikian sebaliknya.