Proses belajar di kampus tidak terlepas dari kata mahasiswa, karena mahasiswa merupakan objek utama dalam proses pembelajaran di kampus. Akan tetapi, mahasiswa yang menempuh pendidikan di era ini sudah sangat jauh berbeda pada masa sebelumnya, banyak sekali faktor yang membuat mahasiswa itu mengalami penurunan prestasi belajar salah satunya karena motivasi belajar yang rendah atau tidak adanya konsisten dalam pembelajaran. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki konsistensi belajar yang tidak stabil akan menghasilkan prestasi belajar yang tidak memuaskan, begitu juga sebaliknya, ketika mahasiswa memiliki konsistensi belajar yang stabil, maka prestasi belajarnya akan lebih memuaskan.

Sikap konsistensi yang dimiliki oleh individu akan relevan dengan apa yang dilakukannya. Konsistensi adalah mempertahankan ekspektasi perilaku selaras dengan ketentuan yang sebenarnya. Konsistensi berarti kemampuan setiap individu dalam menyelaraskan perilaku dan sikapnya supaya terlihat rasional dan konsiten. Konsistensi dalam belajar merupakan hal penting yang harus dipahami oleh setiap mahasiswa dan kemudian mampu untuk mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari demi tercapainya suatu kesuksesan baik secara ilmu pengetahuan maupun struktur akademik.

Konsistensi dalam beajar merupakan hal yang penting untuk dijadikan suatu prinsip dalam kehidupan manusia khususnya bagi pelajar ataupun Mahasiswa. Proses pembelajaran yang ditata secara terstruktur oleh pihak akademik sering kali membuat Mahasiswa sulit untuk mencerna dengan baik. Oleh karena itu, kesulitan seperti ini hanya mampu diatasi dengan konsistensi belajar. Kurangnya konsistensi dalam belajar akan memicuh timbulnya kemalasan dalam belajar, tidak memiliki rasa tanggungjawab terhadap proses belajar yang dihadapi, memicuh rasa malas untuk mengikuti jam pelajaran serta prestasi akadamik pun tidak sesuai dengan harapan manusia pada umumnya.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi seseorang tidak konsisten dalam belajar yaitu: pertama, faktor instrinsik, kesadaran yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu keinginan dan tujuan yang dikehandakinya. Ketika tidak ada kesadaran dari dalam diri seseorang maka sulit akan mencapai suatu tujuan yang di inginkan. Kedua, faktor ekstkrinsik, motivasi belajar juga sangat didukung oleh orang-orang dekat dan lingkungan sekitar.

Salah satu cara untuk membangun konsistensi dalam belajar adalah membangun kontrol diri (self control). Kontrol diri atau Self control merupakan bentuk keadaan mental yang berpengaruh terhadap pembentukan tingkah laku. Terwujudnya tingkah laku yang positif, baik, dan produktif akan berdampak pada hubungan yang harmonis dengan orang lain. Hal demikian tidak terlepas dari pengaruh kemampuan kontrol diri (Self control). Kemampuan kontrol diri sangat berpengaruh terhadap kebiasaan belajar yang benar, tingkah laku yang tertib dimasyarakat dan disekolah, kedisiplinan dan tingkah laku seksual yang sehat. Dalam berdinamika di kehidupan dunia ini, self control menduduki posisi paling penting yang harus dipahami dan diaktualisasikan oleh manusia. Hal ini disebapkan dengan meningkatnya arus globalisasi yang menuntun manusia untuk tetap berada dalam koridor pengontrolan diri. Di era moderen ini, telah banyak kehidupan-kehidupan yang terkontaminasi dengan berbagai budaya yang kurang positif, salah satu diantaranya adalah kurangnya konsistensi dalam proses belajar. Maka dari itu, diperlukan self control yang dapat dijadikan sebagai penyaring dalam menghadapi problematika.

Dari berbabagai penjelasan di paragraf sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, baik formal maupun non forrmal sangat efesien ketika menerapkan konsistesi dalam belajar. Dengan diterapkannya konsistensi dalam proses belajar, maka dengan sendirinya kebiasaan akan terbentuk kemudian merasa gelisah apabila tidak belajar. Membangun konsistensi dalam belajar bukalanlah suatu perkara yang mudah, akan tetapi dibutuhkan kesiapan mental dalam menghadapi pengaruh-pengaruh negatif yang dapat mengganggu pembelajaran. Konsistensi dalam belajar dapat di bentuk melalui kontrol diri (Self control), karena dengan adanya kontrol diri dan kesadaran akan menjadi media pengingat yang efektif dalam membentengi hal-hal yang dapat meruntuhkan konsistensi yang telah terbentuk. Hadirnya teori self control dalam membentuk konsistensi belajar diharapkan mampun menjadi media yang nantinya mengantar seseorang lebih giat dalam proses pembelajaran, baik pembelajaran formal maupun non formal.