Sisi Manis Kartu Kredit Keuntungan yang Menggiurkan
Di awal, kartu kredit memang terlihat sangat menjanjikan. Ada banyak alasan kenapa orang menganggapnya alat penghemat uang:
- Diskon dan Cashback Siapa sih yang enggak suka potongan harga? Hampir tiap hari, ada aja diskon di restoran, supermarket, atau toko online kalau kita bayarnya pakai kartu kredit tertentu.
- Poin dan Hadiah: Setiap belanja, kita kumpulin poin yang bisa ditukar dengan tiket pesawat, voucher, atau bahkan barang gratis. Rasanya kayak dapat bonus terus.
- Gampang Buat Ngatur Keuangan: Laporan bulanan dari bank bisa bantu kita lihat ke mana aja uang keluar. Ini bisa jadi alat bagus buat bikin anggaran, asal kita disiplin.
- Penyelamat Saat Darurat: Buat hal-hal tak terduga, kartu kredit bisa jadi "bantalan" finansial sementara.
Semua ini bikin kartu kredit terlihat kayak sahabat terbaik buat dompet kita. Tapi, janji manis itu cuma berlaku kalau kita pakainya dengan bijak.
Sisi Pahit Kartu Kredit Boros dan Utang Tersembunyi
Masalah muncul saat kita kurang disiplin. Di sini, kartu kredit bisa jadi pedang bermata dua yang malah bikin boros, bahkan terjerat utang.
- Bunga Utang: Ini bagian paling bahaya. Kalau kita enggak lunasin semua tagihan di akhir bulan, bank bakal kenain bunga yang tinggi banget ke sisa saldo. Bunga ini bisa bikin harga barang yang tadinya "diskon" jadi jauh lebih mahal.
- Biaya Tahunan: Banyak kartu punya biaya tahunan yang lumayan besar. Pikir-pikir lagi, apakah semua poin dan diskon yang kita dapat sebanding dengan biaya yang harus dibayar?
- Gampang Belanja Berlebihan: Karena cuma tinggal gesek, kita sering tergoda beli barang yang sebenarnya enggak perlu. Tanpa terasa, pengeluaran kita membengkak jauh di luar kemampuan.
Lalu, Gimana dengan Riba?
Buat sebagian orang, kekhawatiran terbesar bukan cuma soal boros, tapi juga tentang riba. Dalam Islam, riba (bunga atau tambahan atas pinjaman) hukumnya haram. Bunga yang
dikenakan bank saat kita telat bayar tagihan atau cuma bayar minimum, dianggap sebagai bentuk riba.
Ini jadi dilema buat banyak orang. Di satu sisi, ada manfaat kemudahan dan diskon. Di sisi lain, ada prinsip agama yang harus dipegang teguh. Apakah ini berarti kita enggak bisa nikmatin manfaat kartu kredit sama sekali?
Tenang, ada jalan keluarnya.
Banyak bank sekarang nawarin kartu pembiayaan syariah. Kartu ini didesain tanpa bunga. Sebagai gantinya, mereka mungkin kenain biaya tetap (seperti biaya tahunan) atau pakai akad lain yang sesuai dengan prinsip syariah. Dengan begitu, kita tetap bisa ngerasain kemudahan transaksi nontunai tanpa melanggar keyakinan.
Alat yang Perlu Diwaspadai
Jadi, apakah kartu kredit itu hemat? Jawabannya: tergantung gimana kita makainya.
Kalau kita disiplin, selalu lunasin tagihan penuh, dan manfaatin promo dengan cerdas, kartu kredit bisa jadi alat yang hemat banget. Tapi kalau enggak, itu bisa jadi sumber utang yang bikin pusing. Buat yang juga mikirin sisi syariah, ada opsi kartu syariah yang bisa jadi solusi.
Pada akhirnya, kartu kredit cuma sebuah alat. Bijak atau enggaknya penggunaan kembali ke tangan kita sendiri.
Buat yang mau lebih dalam belajar tentang keuangan syariah, termasuk bagaimana konsep ini diterapkan dalam perbankan, bisa banget gabung di Universitas Tazkia. Sebagai pelopor ekonomi syariah terbesar di Indonesia, Universitas Tazkia adalah tempat yang tepat untuk memahami lebih dalam bagaimana sistem keuangan modern bisa berjalan selaras dengan prinsip-prinsip Islam.
Referensi: ig @satupersenofficial (https://www.instagram.com/share/p/BAN3y4LzZD)
Fasilitas Universitas Tazkia ( Kampus Tazkia )
( Bangunan Universitas Tazkia )