Kontroversi Film Animasi Merah Putih One For All Mengapa BPI Khawatir

Namun, alih-alih mendapat pujian, film ini justru menuai kritik pedas dari warganet. Banyak yang menilai kualitas visual dan animasinya jauh di bawah standar, bahkan ada dugaan penggunaan aset (elemen grafis) yang tidak berlisensi.

Ternyata, kritik ini juga datang dari pihak yang lebih profesional. Badan Perfilman Indonesia (BPI), melalui ketuanya, Gunawan Paggaru, ikut menyuarakan kekhawatiran yang serius. Menurut BPI, munculnya film ini berpotensi mencemari citra industri animasi Indonesia yang sedang bagus-bagusnya.

Gunawan Paggaru khawatir, setelah suksesnya film seperti Jumbo, kehadiran film dengan kualitas film yang dirasa kurang ini bisa menimbulkan spekulasi negatif di kalangan publik. Ia bahkan terang-terangan mendukung ide untuk membatalkan penayangan film ini.

Selain masalah kualitas, BPI juga menyoroti sistem distribusi bioskop di Tanah Air. Dengan ratusan judul film Indonesia yang sudah mengantre untuk tayang, menjadi pertanyaan besar mengapa film Merah Putih: One For All bisa mendapatkan jadwal tayang begitu cepat. Menurut BPI, ini membuktikan ada kelemahan dalam sistem yang harus segera diperbaiki oleh pemerintah.

Jadi, polemik ini bukan hanya soal film yang jelek, melainkan juga cerminan dari tantangan besar yang harus dihadapi oleh industri film kita, dari kualitas produksi hingga sistem distribusi yang adil.

Referensi: https://www.netralnews.com/bpi-khawatir-film-merah-putih-one-for-all-cemari-citra-industri- animasi/RXJrNkhReG1TamNSYXp1SjB3c2l2QT09

Fasilitas Universitas Tazkia ( Kampus Tazkia )

FasilitasTazkia BangunanKampusTazkia AsramaTazkia

( Bangunan Universitas Tazkia )