Menghentikan program ini bukanlah solusi. Tujuan awal MBG sangat mulia, yaitu memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang layak. Di daerah-daerah yang rawan gizi buruk, program ini bisa menjadi penyelamat masa depan generasi penerus bangsa. Menghentikannya justru akan mengancam kesehatan dan tumbuh kembang anak, terutama mereka dari keluarga kurang mampu.
Bukan Programnya yang Salah, Tapi Pelaksanaannya
Kasus keracunan ini menunjukkan adanya ketidaksiapan di tingkat pelaksanaan. Masalah ini bukan hanya soal anggaran atau birokrasi, tapi menyangkut beberapa hal penting:
- Pengawasan yang Longgar: Standar keamanan pangan harusnya dijaga ketat. Mulai dari pemilihan bahan baku, kebersihan saat memasak, hingga cara distribusi makanan. Jika salah satu tahapan ini luput dari pengawasan, risiko keracunan menjadi sangat tinggi.
- Kualitas Bahan Makanan: Muncul pertanyaan, apakah karena program ini gratis, kualitas makanan jadi menurun? Seharusnya tidak. Dana yang dialokasikan pemerintah untuk MBG harusnya cukup untuk menyediakan bahan makanan yang segar dan bergizi. Jika kualitas menurun, bisa jadi ada masalah dalam pengelolaan anggaran atau kurangnya transparansi.
- Koordinasi dan Pelatihan: Pelaksana program di lapangan, seperti juru masak atau penanggung jawab distribusi, perlu mendapatkan pelatihan yang memadai tentang sanitasi dan keamanan pangan. Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak terkait juga harus lebih solid agar kejadian serupa tidak terulang.
Ini Saatnya Pemerintah Bekerja Keras
Kasus di NTT ini adalah peringatan penting. Alih-alih menghentikan program, pemerintah harus segera melakukan evaluasi total dan perbaikan di semua lini.
Permintaan maaf dari Badan Gizi memang penting, tapi yang lebih dibutuhkan adalah tindakan nyata. Pemerintah harus segera memastikan bahwa setiap rupiah anggaran yang dikeluarkan benar-benar sampai ke anak-anak dalam bentuk makanan yang tidak hanya bergizi, tapi juga aman. Sistem pengawasan harus diperketat, standar kualitas harus ditingkatkan, dan transparansi anggaran menjadi kunci utama.
Keselamatan anak-anak adalah prioritas tertinggi. Program MBG adalah investasi untuk masa depan bangsa. Jadi, bukan programnya yang harus dihentikan, melainkan seluruh sistem pelaksanaannya yang harus dibenahi.
Referensi: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250804175122-92-1258607/badan-gizi- minta-maaf-ratusan-siswa-penerima-mbg-ntt-keracunan-massal
Fasilitas Universitas Tazkia ( Kampus Tazkia )
( Bangunan Universitas Tazkia )