Ada Roh Halus di Mal BPS Kasih Bukti Kalau Mal Memang Makin Sepi

Istilah "roh halus" di mal ini sebenarnya merujuk pada menurunnya aktivitas jual-beli, bukan berarti tidak ada orang sama sekali. Fenomena ini sering disebut sebagai "Rojali" atau "rombongan jarang beli". Artinya, mal bisa saja ramai dengan orang-orang yang datang, tapi bukan untuk berbelanja.

Ada Banyak Orang di Mal, Tapi Kok BPS Bilang Sepi?

Ini adalah poin penting yang sering disalahpahami. Mal memang masih ramai, apalagi di akhir pekan, tapi keramaian itu sekarang lebih banyak di area kuliner, kafe, atau bioskop. BPS melihat fenomena "mal sepi" ini dari data perdagangan eceran yang mengalami perlambatan pertumbuhan.

Intinya, yang sepi itu adalah transaksi pembeliannya, bukan jumlah kunjungannya. Masyarakat kini datang ke mal lebih untuk aktivitas rekreasi dan hiburan, seperti:

  • Makan bersama keluarga atau teman di restoran.
  • Nonton film di bioskop.
  • Window shopping alias cuci mata tanpa membeli.
  • Menghabiskan waktu santai di ruang terbuka atau area bermain anak.

Kenapa Minat Belanja di Mal Menurun?

Menurut BPS, ada beberapa faktor utama di balik pergeseran perilaku ini: 

  1. Pergeseran ke Ekonomi Digital: Masyarakat kini lebih suka berbelanja secara online melalui e-commerce karena lebih praktis, banyak diskon, dan pilihan produknya sangat beragam. Kadang, mereka datang ke mal hanya untuk melihat atau mencoba barang, tapi akhirnya membeli di toko online.

  2. Daya Beli yang Berubah: Kenaikan harga barang dan kebutuhan hidup membuat masyarakat lebih berhemat. Mereka memprioritaskan kebutuhan pokok, sementara belanja di mal, yang sering kali bersifat hiburan atau keinginan, jadi pilihan kedua.

Dampaknya bagi Industri Retail

Jika tren ini terus berlanjut, dampaknya tentu tidak main-main. Toko-toko di mal akan sulit bertahan dan bisa bangkrut, yang berujung pada hilangnya lapangan kerja. Ini menjadi tantangan besar bagi masa depan industri retail di Indonesia.

Namun, bukan berarti mal akan mati. Banyak pengelola mal yang berinovasi dengan menjadikan mal sebagai pusat hiburan, kuliner, dan komunitas. Mereka sadar bahwa pengalaman berbelanja tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh belanja online, dan itulah nilai jual utama yang harus mereka pertahankan.

 

Fasilitas Universitas Tazkia ( Kampus Tazkia )

FasilitasTazkia BangunanKampusTazkia AsramaTazkia

( Bangunan Universitas Tazkia )