Pentingnya Mendapat Validasi Perasaan

Ya, mendapat validasi perasaan sangat penting bagi kesehatan mental dan hubungan sosial kita. Validasi adalah salah satu kebutuhan emosional dasar manusia untuk merasa terhubung. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:

  1. Membangun Kepercayaan dan Koneksi: Ketika perasaan kita divalidasi, kita merasa dilihat, didengar, dan dimengerti. Ini membangun fondasi kepercayaan dan keintiman yang kuat dalam sebuah hubungan, baik dengan pasangan, teman, maupun keluarga.

  2. Meningkatkan Kesehatan Mental: Kurangnya validasi dapat menyebabkan perasaan terisolasi, kesepian, dan keraguan pada diri sendiri. Sebaliknya, menerima validasi dapat mengurangi intensitas emosi negatif, menurunkan stres, dan mencegah masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi dan kecemasan.

  3. Membantu Regulasi Emosi: Ketika emosi diakui, kita bisa memprosesnya dengan lebih baik. Validasi membantu menenangkan sistem saraf dan memungkinkan kita untuk berpikir lebih jernih tentang masalah yang dihadapi, alih-alih terjebak dalam pusaran emosi.

  4. Meningkatkan Kesadaran Diri (Self-Awareness): Dengan mendapatkan validasi, kita belajar bahwa merasakan berbagai macam emosi adalah hal yang normal. Ini mendorong kita untuk lebih jujur pada diri sendiri tentang apa yang kita rasakan, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan diri.

  5. Mendorong Komunikasi Terbuka: Lingkungan yang penuh validasi menciptakan ruang aman bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya tanpa takut dihakimi atau diabaikan.


Contoh Praktis :

1a. Situasi Pertama : Seseorang sedih karena gagal dalam ujian.
Respon yang tidak memvalidasi : Sudahlah, begitu saja sedih. Cobain lagi nanti.
Respon yang memvalidasi : Aku paham kamu pasti kecewa sekali. Wajar kalau kamu merasa sedih setelah berusaha keras.

2a. Situasi Kedua : Teman merasa cemas tentang presentasi.
Respon yang tidak memvalidasi : Ah, kamu pasti bisa, jangan cemas berlebihan.
Respon yang memvalidasi : Terdengar menantang sekali, ya. Wajar kalau kamu merasa cemas memikirkannya.

3a. Situasi Ketiga : Pasangan marah karena merasa tidak didengar.
Respon yang tidak memvalidasi : Kamu terlalu sensitif, aku kan hanya lupa.
Respon yang memvalidasi : Aku bisa mengerti kenapa kamu marah dan merasa tidak didengar. Maafkan aku.

Pentingnya Mendapat Validasi Perasaan

Ya, mendapat validasi perasaan sangat penting bagi kesehatan mental dan hubungan sosial kita. Validasi adalah salah satu kebutuhan emosional dasar manusia untuk merasa terhubung. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:

  1. Membangun Kepercayaan dan Koneksi: Ketika perasaan kita divalidasi, kita merasa dilihat, didengar, dan dimengerti. Ini membangun fondasi kepercayaan dan keintiman yang kuat dalam sebuah hubungan, baik dengan pasangan, teman, maupun keluarga.

  2. Meningkatkan Kesehatan Mental: Kurangnya validasi dapat menyebabkan perasaan terisolasi, kesepian, dan keraguan pada diri sendiri. Sebaliknya, menerima validasi dapat mengurangi intensitas emosi negatif, menurunkan stres, dan mencegah masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi dan kecemasan.

  3. Membantu Regulasi Emosi: Ketika emosi diakui, kita bisa memprosesnya dengan lebih baik. Validasi membantu menenangkan sistem saraf dan memungkinkan kita untuk berpikir lebih jernih tentang masalah yang dihadapi, alih-alih terjebak dalam pusaran emosi.

  4. Meningkatkan Kesadaran Diri (Self-Awareness): Dengan mendapatkan validasi, kita belajar bahwa merasakan berbagai macam emosi adalah hal yang normal. Ini mendorong kita untuk lebih jujur pada diri sendiri tentang apa yang kita rasakan, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan diri.

  5. Mendorong Komunikasi Terbuka: Lingkungan yang penuh validasi menciptakan ruang aman bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya tanpa takut dihakimi atau diabaikan.

Pro dan Kontra Validasi

Meskipun sangat bermanfaat, ada sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait cara kita mencari dan memberikannya.

PRO (Sisi Positif)

  • Memperkuat Hubungan Interpersonal: Seperti yang telah dijelaskan, validasi adalah perekat dalam hubungan. Ini menunjukkan kepedulian dan empati, membuat orang lain merasa dihargai.

  • Mengurangi Konflik: Banyak konflik memanas karena salah satu atau kedua belah pihak merasa tidak dimengerti. Dengan memvalidasi perasaan terlebih dahulu, eskalasi konflik bisa diredam.

  • Meningkatkan Harga Diri (Self-Esteem): Merasa diterima apa adanya—termasuk perasaan kita—dapat meningkatkan penghargaan dan penerimaan terhadap diri sendiri.

  • Memberi Kekuatan untuk Menghadapi Masalah: Ketika emosi negatif kita divalidasi, kita tidak lagi perlu menghabiskan energi untuk "membuktikan" bahwa perasaan kita benar. Energi itu bisa dialihkan untuk mencari solusi.

KONTRA (Sisi Negatif & Risiko)

Sisi negatif umumnya tidak datang dari validasi itu sendiri, melainkan dari ketergantungan berlebihan pada validasi eksternal (dari orang lain).

  • Ketergantungan pada Validasi Eksternal: Jika seseorang terus-menerus membutuhkan pengakuan dari orang lain untuk merasa baik tentang dirinya, ia akan kehilangan kemampuan untuk memvalidasi dirinya sendiri (self-validation). Ini menciptakan ketergantungan emosional yang tidak sehat.

  • Kehilangan Jati Diri: Orang yang haus validasi cenderung membentuk dirinya berdasarkan ekspektasi orang lain, bukan berdasarkan nilai dan keinginan pribadinya. Mereka bisa kehilangan identitas asli mereka demi mendapatkan pujian.

  • Rentan terhadap Manipulasi: Kebutuhan yang tinggi akan validasi membuat seseorang rentan terhadap orang-orang yang manipulatif, yang mungkin memberikan pujian dan pengakuan palsu untuk mencapai tujuan mereka.

  • Menghambat Pertumbuhan: Terkadang, kita perlu duduk dengan perasaan tidak nyaman untuk tumbuh. Jika kita hanya mencari validasi untuk meredakan ketidaknyamanan, kita mungkin menghindari introspeksi yang diperlukan untuk belajar dari kesalahan.

  • Risiko Membenarkan Perilaku Negatif: Ada garis tipis antara memvalidasi perasaan dan membenarkan perilaku. Contoh: "Aku mengerti kamu marah (validasi perasaan), tapi memukul dinding itu tidak bisa diterima (tidak membenarkan perilaku)." Jika tidak hati-hati, validasi bisa disalahartikan sebagai izin untuk bertindak destruktif.

Keseimbangan adalah Kunci !

Validasi perasaan adalah alat komunikasi dan empati yang sangat kuat dan penting. Kita semua membutuhkannya untuk merasa terhubung dan sehat secara emosional.

Namun, tujuan utamanya adalah mencapai keseimbangan. Idealnya, kita menerima validasi sehat dari orang-orang terdekat kita, sambil secara bersamaan membangun kemampuan untuk memvalidasi diri sendiri (self-validation). Dengan mengakui dan menerima perasaan kita sendiri sebagai sesuatu yang sah, kita menjadi lebih tangguh, percaya diri, dan tidak terlalu bergantung pada opini atau pengakuan orang lain.