Jangan Kebingungan Ini Niat serta Hukum Puasa Tasua Asyura

Dikutip dari buku Fiqih Kontroversi Beribadah antara Sunnah dan Bid'ah oleh HM Anshary, dijelaskan bahwa beberapa hadits menguraikan tentang disyariatkan berpuasa puasa Tasua pada 9 Muharram dan puasa Asyura pada 10 Muharram.

 

أفضل الصيام بعد رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الحَرَمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاةِ بَعْدَ الفريضة صلاة الليل

 

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam." (HR Muslim)

 

Dalam riwayat lain disebutkan sabda Rasulullah SAW mengenai keutamaan puasa Asyura sebagai berikut,

 

وَصَوْمُ يَومِ عَاشُوْرَاء إِلى أَحْتَسِبْ عَلَى اللَّهِ أَنْ يَكفر السنة التي قبله

 

Artinya: "Puasa pada hari Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR Muslim)

 

Abu Qatadah Al Anshary menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura. Beliau menjawab,

 

صَوْمُ يَومِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَا ضِيَةِ وَمُسْتَقْبِلَةِ وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ يَكرُسَنَة مَاضِيَّة

 

Artinya: "Puasa Arafah akan menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, dan puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)

 

Hukum Puasa Tasua dan Asyura

Dikutip dari Prof Dr Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, sebagaimana disepakati para ulama, hukum puasa Tasua dan Asyura adalah sunnah. Artinya, orang yang mengamalkannya berhak mendapat ganjaran namun tidak akan mendapat dosa pula bagi yang meninggalkannya.

 

Pengerjaan amalannya termasuk dalam amalan tathawwu' atau amalan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah SWT dengan melaksanakan ibadah yang tidak wajib.

Kesunnahan keduanya untuk diamalkan disandarkan dari hadits dari Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW bersabda,

 

لَئِنْ عِشْتُ إلَى قَابِلٍ لاَصُومَنَّ التَّاسِعَ

 

Artinya: "Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tanggal 9 dan 10 (Muharram)." (HR Ahmad)

 

Tidak ada kewajiban dalam mengamalkan puasa Tasua dan Asyura juga dilandasi dalam sabda Rasulullah SAW berikut,

 

إِنْ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يُكْتَبْ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ، فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفطرْ

 

Artinya: "Sesungguhnya hari ini adalah hari Asyura. Kalian tidak diwajibkan berpuasa pada hari ini. Terserah kalian apakah mau berpuasa atau tidak." (HR Bukhari dan Muslim)

 

Sebagai informasi, Rasulullah SAW sempat menyuruh umat Islam untuk berpuasa Asyura hingga hampir mewajibkannya. Namun lambat laun, keharusan puasa ini bergeser setelah syariat puasa Ramadan turun. Hukum menjalankan puasa Asyura pun bergeser menjadi sunnah.

 

Keterangan ini didasarkan dari hadits yang menceritakan saat Rasulullah SAW tiba di Madinah. Beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura.

 

Rasulullah SAW bertanya, "Hari apa ini?"

 

Mereka menjawab, "Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah."

 

Akhirnya, Rasulullah SAW bersabda, "Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian." Kemudian, Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa." (HR Muslim)

Niat Puasa Tasua dan Asyura

 

Bacaan Niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Arab Latin: Nawaitu shauma taasuu'aa-a lilaahi ta'aalaa.

 

Artinya: Saya niat puasa Tasu'a karena Allah ta'ala.

 

Bacaan Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Arab Latin: Nawaitu shauma aasyuuraa-a lilaahi ta'aalaa.

 

Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'ala.

Referensi : https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6842780/hukum-puasa-tasua-dan-asyura-apakah-wajib