Mitos 1: Gen Z Pemalas dan Manja
Seringkali, Gen Z dituduh pemalas karena dianggap lebih mementingkan kenyamanan dan hiburan. Namun, ini lebih kepada adaptasi terhadap teknologi dan perubahan zaman. Mereka terbiasa dengan efisiensi dan otomatisasi, sehingga cara kerja mereka mungkin berbeda dari generasi sebelumnya. Bukan berarti mereka malas, hanya saja pendekatannya berbeda. "Manja" juga seringkali dikaitkan dengan tuntutan akan keseimbangan hidup dan mental health yang lebih baik, bukan berarti mereka tidak mau bekerja keras.
Mitos 2: Gen Z Antisosial dan Individualis
Kemajuan teknologi memang membuat Gen Z lebih banyak berinteraksi secara online. Namun, ini tidak serta merta berarti mereka antisosial. Mereka hanya memiliki cara bersosialisasi yang berbeda, memanfaatkan platform digital untuk terhubung dengan komunitas dan teman-teman. Individualisme juga bukan berarti egois; mereka lebih menghargai kebebasan berekspresi dan mengejar passion masing-masing.
Mitos 3: Gen Z Tidak Peduli Politik dan Sosial
Meskipun terkesan apatis, Gen Z sebenarnya sangat peduli dengan isu-isu sosial dan politik. Mereka hanya mengekspresikannya dengan cara yang berbeda, memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan pendapat dan mengorganisir aksi. Mereka lebih kritis dan menuntut transparansi, yang mungkin dianggap sebagai "bermasalah" oleh generasi sebelumnya yang terbiasa dengan sistem yang lebih konvensional.
Realita: Gen Z adalah Generasi yang Adaptif dan Inovatif
Gen Z tumbuh di era yang penuh ketidakpastian dan perubahan cepat. Mereka belajar beradaptasi dengan teknologi, ekonomi, dan isu sosial yang kompleks. Kemampuan adaptasi dan inovasi inilah yang menjadi kekuatan mereka. Mereka kreatif, tangguh, dan mampu memecahkan masalah dengan cara-cara baru.
Apa yang harus kita ubah?
Yang Harus diubah adalah Persepsi negatif terhadap Gen Z seringkali didasarkan pada kesalahpahaman dan kurangnya pemahaman terhadap konteks zaman. Mereka bukanlah generasi yang "bermasalah", melainkan generasi yang berbeda. Alih-alih menganggap mereka sebagai masalah, kita perlu memahami dan menghargai cara mereka berinteraksi dengan dunia, serta memanfaatkan potensi dan inovasi yang mereka tawarkan.