Dalam upaya ini, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Institut Tazkia bekerja sama dengan Mahakarya Pejuang Subuh (MPS), sebuah platform dakwah berbasis film, untuk mendirikan Film Akademi di Bogor, dengan kampus Tazkia sebagai pusatnya.
Film Akademi ini bertujuan untuk mengembangkan dakwah melalui media film dan video, menciptakan model dakwah yang modern, kreatif, dan menarik bagi semua generasi.
Melalui Film Akademi, mahasiswa KPI akan mendapatkan keseimbangan antara soft-skill dan hard-skill, siap berkarya secara mandiri, dan memiliki daya saing di industri media.
Soft-skill akan diajarkan di kampus Tazkia, sementara hard-skill akan dipraktikkan langsung di lapangan bersama MPS, di bawah bimbingan Kang Reza Surianegara, seorang praktisi film nasional dan internasional berpengalaman.
Untuk memperkuat kolaborasi antara dosen dan praktisi film, telah diadakan Training of Trainer (ToT) di Kampus Tazkia, dengan Kang Reza Surianegara sebagai narasumber utama.
ToT ini bertujuan menyamakan persepsi antara dunia akademis dan industri. Kang Reza sangat antusias dengan program ini dan menyatakan bahwa kampus Tazkia, melalui KPI, adalah kampus pertama yang mendirikan Film Akademi, dan ia siap menjadi dosen tamu selama proses pendampingan.
Rektor Institut Tazkia, Ardhariksa Zukhruf, mendukung penuh program ini, mengingat tantangan besar yang akan dihadapi mahasiswa dalam bersaing di pasar kerja, sehingga keterampilan khusus sangat dibutuhkan.
Ardhariksa juga berharap proyek ini bisa menjadi model bagi program studi lain di kampus Tazkia, menjadikan mereka sebagai pusat penghasilan (Revenue Centre) daripada sekadar pusat biaya (Cost Centre).
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam terus mengembangkan kemitraan dengan industri terkait seperti Radar Bogor, PojokSatu, Zis Indosat, Pemda Kaltim, Pemda Riau, Lembaga Zakat, LSP-Inscinema, Pemkot Bogor, dan Pemkab Bogor.
Kemitraan ini memberikan mahasiswa kesempatan magang di industri selama satu semester sebagai bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dalam wawancara terpisah, Kepala Program Studi KPI, Dr. Luthfi Mubarok, mengungkapkan bahwa kerjasama ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.
"Dengan adanya Film Akademi, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman praktis yang sangat berharga," ujar Dr. Luthfi.
Selain itu, Film Akademi juga dirancang untuk menghasilkan konten dakwah yang lebih menarik dan sesuai dengan selera generasi muda.
Melalui pendekatan visual dan kreatif, diharapkan pesan-pesan dakwah dapat lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat luas.
Kang Reza Surianegara sendiri menyatakan bahwa ini adalah langkah yang sangat positif dalam memanfaatkan media film untuk kepentingan dakwah.
"Media film memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang emosional dan mendalam. Dengan sinergi antara dunia akademis dan industri, kita bisa menciptakan karya-karya yang inspiratif dan edukatif," ungkapnya.
Dalam jangka panjang, Institut Tazkia berharap bahwa Film Akademi ini dapat menjadi pusat pengembangan dakwah kreatif di Indonesia.
Dengan menggabungkan pengetahuan akademis dan praktik industri, diharapkan akan lahir para dai dan kreator konten yang mampu menyebarkan nilai-nilai Islam dengan cara yang inovatif.
Kesuksesan kolaborasi ini akan terus dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Institut Tazkia dan Mahakarya Pejuang Subuh berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas program dan memperluas jangkauan dakwah melalui media.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Film Akademi Institut Tazkia diharapkan dapat menjadi model pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan dakwah di era digital.