Di hari yang sangat baik ini, jumat penuh keberkahan. Kita mengingat kembali pesan yang disampaikan sahabat Ali bin Abi Tholib bahwa sumber segala masalah hidup hanya satu yaitu dosa. Sumber pertolongan pun hanya satu yaitu taubat.

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
Usaha tidak berkembang. Hilang jabatan, pekerjaan tidak dihargai, motor keserempet orang atau masalah dan beban hidup lainnya.

Dalam contoh di atas siapa yang biasa kita salahkan. Motor keserempet misalnya, yang disalahkan adalah orang lain. Saya benar lalu menyalahkan orant lain dan marah-marah. Saya benar kamu salah!

Jarang yang memilih saya salah, lalu aktif berdialog dengan diri sendiri. Kesalahan apa yang sudah saya perbuat sehingga motor keserempet orang. Oh mungkin karena telah memarahi mahasiswa, ghibahin tetangga atau melakukan kesalahan ini dan itu.

Dari titik ini Insya Allah akan muncul proses belajar, pemahaman, ilmu dan hikmah. Akan ada dorongan untuk beristighfar memohon ampun atas dosa yang telah dilakukan. Ya Allah saya salah, ampuni saya, saya siap belajar.

Saat nabi Adam salah. Ia cepat sekali mengakui dan menyesali kesalahannya. Tidak menyalahkan siapa-siapa. Segera bertaubat dan tidak putus asa dari rahmat Allah. Demikian juga demikian Baginda Nabi, tidak kurang dari 70 kali mengucapkan istighfar setiap harinya.

Berbeda dengan prinsip saya benar. Sikap ini sama sekali tidak akan membawa pada proses dialog, ilmu, pemahaman dan hikmah. Apalagi beristighfar.

Iblis mengambil prinsip ini dengan menunjukkan empat sikap. Tidak mengakui kesalahan, tidak menyesali dosa, menyalahkan pihak lain dan tidak mau bertobat.

Padahal Allah SWT sangat senang kepada hambanya yang mengaku salah dan bertobat.

فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا
Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.

يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat

وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا
Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Sekencang apapaun gas jika rem tangannya tidak diturunkan, mobil tidak akan bergerak. Begitu juga dengan kita, sehebat apapun usaha jika rem tangannya tidak diturunkan maka tidak akan ada hasil. Rem tangan itu adalah dosa. Lepaskan rem tangannya baru injak gas maka mobil akan jalan.

Semoga Allah SWT memberikan kenikmatan di jalan ini. Jalan untuk mendapatkan ma'unah dalam kesehatan, kekayaan, ketenangan dan keberkahan usia dan keluarga.