Konsep tersebut mengajarkan agar manusia selalu ingat pada asal mula dirinya (dari Tuhan) dan tujuan akhir dari kehidupannya (kembali kepada Tuhan). Filosofi ini mengandung nilai-nilai spiritual yang mengarahkan manusia untuk senantiasa terhubung dengan Tuhan dalam segala aspek kehidupannya. Manusia diingatkan untuk tidak larut dalam gemerlap dunia, melainkan selalu mengingat bahwa kehidupannya di dunia hanyalah sementara. Sedangkan Nilai "eling" merujuk kepada kesadaran akan kebesaran Tuhan dan bahwa segala yang ada di dunia ini merupakan manifestasi dari kekuasaan-Nya. Pikiran dan keyakinan manusia diajak untuk selalu mawas diri dan menempatkan nilai-nilai spiritual di atas kepentingan duniawi.

Sedangkan "Eling sangkan" mengandung pengajaran bahwa setiap manusia harus sadar akan asal-usulnya atau darimana dia tumbuh. Dalam konteks spiritual, manusia diyakini berasal dari Tuhan, yang menciptakan dan memberinya hidup. Maka sebagai makhluk ciptaan sudah tentu ada rasa penghormatan yang mendalam terhadap penciptaan dan kehidupan itu sendiri.

Manusia yang memahami asal-usulnya tidak akan mudah tersesat dalam kehidupan duniawi karena ia menyadari bahwa semua yang ia miliki hanyalah titipan.

Nilai berikutnya adalah "paraning dumadi". Dalam konteks tersebut, seluruh elemen alam diajarkan bahwa hidup bukan sekedar hidup, tetapi harus mempunyai tujuan yang lebih besar daripada sekadar mencapai kebahagiaan duniawi. Karena jelas dalam perintah-Nya, kita manusia di mandatkan untuk menjaga alam semesta ini. Bumi dan seisinya, menjadi khalifah di bumi. Maka dalam sebuah peradaban, sebuah generasi haruslah punya rencana besar, mimpi besar dalam penghidupan nya. Karena itu adalah perintah pangeran, untuk kita mengambil kesempatan, mengambil resiko untik pengelolaan sumber daya alam. Dengan harapan, manusia sebagai makhluk paling sempurna memiliki dorongan dan nilai yang dia terapkan dan amalkan. “Paraning Dumadi” ini menekankan pada impian besar dan jangka panjang untuk generasi selanjutnya.

Nilai berikutnya adalah "paraning dumadi". Dalam konteks tersebut, seluruh elemen alam diajarkan bahwa hidup bukan sekedar hidup, tetapi harus mempunyai tujuan yang lebih besar daripada sekadar mencapai kebahagiaan duniawi. Karena jelas dalam perintah-Nya, kita manusia di mandatkan untuk menjaga alam semesta ini. Bumi dan seisinya, menjadi khalifah di bumi. Maka dalam sebuah peradaban, sebuah generasi haruslah punya rencana besar, mimpi besar dalam penghidupan nya. Karena itu adalah perintah pangeran, untuk kita mengambil kesempatan, mengambil resiko untik pengelolaan sumber daya alam. Dengan harapan, manusia sebagai makhluk paling sempurna memiliki dorongan dan nilai yang dia terapkan dan amalkan. “Paraning Dumadi” ini menekankan pada impian besar dan jangka panjang untuk generasi selanjutnya.

Pada akhirnya, "eling sangkan paraning dumadi" adalah sebuah nilai atau values yang mengajak manusia untuk hidup lebih sadar, bertanggung jawab, dan selalu terhubung dengan pencipta-Nya. Dengan memahami nilai ini, manusia dan generasi saat ini dapat menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri, menghargai perjalanan hidupnya, dan mempersiapkan diri untuk kembali kepada Tuhan dengan penuh ketenangan dan kebijaksanaan. Filosofi ini memberikan pandangan yang mendalam tentang makna hidup yang sejati, sehingga manusia tidak terjebak dalam urusan duniawi semata. - Asta Hasta

Ditulis Oleh Keenan M Razak