Seminar yang diadakan di Kampus Tazkia ini menjadi wadah penting bagi para pemangku kepentingan dan akademisi untuk bersama-sama membedah akar permasalahan dalam sistem pendidikan Indonesia.

Ketua pelaksana, Indra Mahfuzi, mengungkapkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi dan mencari solusi atas berbagai masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia. 

"Kita perlu memahami apakah sistem pendidikan kita mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari tahun ke tahun atau justru mengalami degradasi yang signifikan. Selain itu, kita juga akan membahas kesenjangan pendidikan yang dihadapi oleh negara kita tercinta," jelas Indra dalam sambutannya.

Seminar ini menghadirkan Guru Gembul sebagai salah satu narasumber utama. Dalam paparannya, Guru Gembul menyatakan bahwa pendidikan sebenarnya tidak mahal, yang mahal adalah sistem pendidikan yang disesuaikan dengan skema negara. 

"Pendidikan terus mengalami transformasi. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Transformasi ini bisa kita jumpai di berbagai aspek kehidupan," ujarnya.

Guru Gembul juga menekankan pentingnya setiap individu untuk melanjutkan hidup sesuai dengan bakat dan minat mereka. 

"Seharusnya setiap individu melanjutkan hidup dengan spesifikasi bakat mereka sendiri. Tidak perlu dipaksa menjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan dan potensi mereka. Contohnya, seorang pelukis biarkanlah dia melukis, tidak perlu dipaksa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)," tambahnya.

Ridwan, seorang mahasiswa Hukum semester akhir, turut memberikan pandangannya mengenai fasilitas pendidikan. 

"Fasilitas pendidikan merupakan hak setiap masyarakat Indonesia. Kesenjangan yang terjadi saat ini ada karena ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan fasilitas yang memadai," tegas Ridwan.

Dalam sesi diskusi, Benty, salah satu narasumber lainnya, mengungkapkan bahwa ada banyak perbedaan sifat geografis di masyarakat Indonesia yang mempengaruhi akses dan kualitas pendidikan. 

"Kita harus mempertimbangkan faktor geografis yang beragam di Indonesia. Setiap daerah memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda dalam hal pendidikan," jelas Benty.

Seminar ini menjadi ajang diskusi yang sangat produktif dengan berbagai masukan dan pandangan yang konstruktif. 

Peserta seminar aktif berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.

"Kami sangat senang bisa terlibat dalam diskusi yang bermanfaat ini. Banyak ide-ide baru yang muncul dan bisa dijadikan acuan untuk perbaikan ke depan," ujar salah satu peserta.

Indra Mahfuzi menyatakan harapannya agar seminar ini dapat menjadi titik awal bagi perubahan positif dalam sistem pendidikan di Indonesia. 

"Saya berharap hasil dari seminar ini dapat menjadi rekomendasi bagi para pembuat kebijakan untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam memperbaiki sistem pendidikan kita, sehingga kita siap menyongsong Indonesia Emas 2045," tutup Indra.

Acara ini juga mendapat respon positif dari peserta yang hadir. Banyak peserta yang merasa termotivasi dan mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya revitalisasi sistem pendidikan. 

"Saya merasa sangat terbantu dengan adanya seminar ini. Banyak hal baru yang saya pelajari dan saya berharap bisa berkontribusi lebih dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia," ungkap salah satu peserta seminar.

Dengan suksesnya penyelenggaraan seminar ini, BEM REMA dan HIMMAH Tazkia berharap dapat terus mengadakan kegiatan serupa di masa mendatang. 

Tujuannya adalah untuk terus mengawal dan mendorong perbaikan sistem pendidikan di Indonesia demi tercapainya cita-cita Indonesia Emas 2045.

BEM REMA dan HIMMAH Tazkia berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan-kegiatan serupa yang bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata terhadap perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.

Seminar ini juga menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk belajar dan berlatih berorganisasi. 

Dengan semangat yang tinggi, BEM REMA dan HIMMAH Tazkia bertekad untuk terus mengawal isu-isu pendidikan dan mendorong perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.