
- Details
- Category: Populer
Dunia perkuliahan dihebohkan dengan pernyataan Nadhim selaku Mendikbudristek yang tidak mewajibkan adanya tugas akhir skripsi, tesis, dan disertasi. Hal tersebut tentunya memberikan respon yang cukup mengundang perhatian bagi para mahasiswa sekaligus dosen maupun perguruan tinggi. Tugas akhir seperti skripsi sudah mendarahdaging dan menjadi persyaratan kelulusan bagi mahasiwa tingkat akhir untuk memperoleh gelarnya. Namun perlu diamati dan dicermati dengan baik tentang dampak apa nantinya yang akan diterima oleh mahasiswa. Tidak adanya skripsi dalam tugas akhir memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa dampak dari keduanya:

- Details
- Category: Populer
Beberapa waktu lalu Nadiem Makarim atau yang sering disapa mas mentri memberikan berita heboh di dunia pendidikan. Mendikbud Ristek, mas mentri mengatakan bahwa skripsi, tesis, atau disertasi tidak lagi diwajibkan bagi para mahasiswa. Hal tersebut dikutip dalam seminar Merdeka Belajar Episode 26 oleh Youtube Kemendikbud RI. Nadiem berkata bahwa dengan adanya skripsi dapat menjadi sebuah hambatan untuk pergerakan mahasiswa serta perguruan tinggi yang bertujuan untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
Sealin itu beliau juga memaparkan bawasanya tugas akhir bisa berbentuk apapun. Pihak kementrian juga memberikan kemerdekaan untuk masing-masing perguruan tinggi, fakultas hingga program studi untuk memikirkan sendiri bagaimana mereka merancang status kelulusan mahasiswanya. Perlu diingat bahwa alternatif-alternatif tugas akhir sangat tergantung pada kebijakan dan persyaratan program serta institusi pendidikan yang kalian ikuti. Penting untuk berbicara dengan pembimbing akademis atau dosen program kalian untuk memahami pilihan alternatif yang tersedia dan yang paling sesuai dengan minat dan kemampuan Kalian.Adapun beberapa bentuk tugas akhir yang bisa dijadikan pengganti skripsi, tesis, atau disertasi antara lain:

- Details
- Category: Populer
Perubahan yang terjadi baik pada tatanan sosial, ekonomi, teknologi, dan budaya seiring dengan berkembangnya zaman, menuntut manusia untuk mampu beradaptasi pada setiap perubahan yang ada. Perkembangan manusia dari generasi ke generasi yang didiringi dengan modernisasi mengakibatkan timbulnya karakter yang berbeda dari satu generasi ke generasi yang lain. Perubahan yang signifikan pada setiap generasi membawa ciri khas yang berpengaruh bagi kondisi generasi di masa yang akan datang. Perubahan yang positif maupun negatif tergantung dari generasi muda yang lahir pada periode yang dialami. Salah satu generasi yang paling banyak dibicarakan saat ini adalah generasi millennial yang dinilai sangat berpengaruh bagi setiap negara terutama dalam bidang pendidikan, bisnis kreatif dan arah politik masa depan.

- Details
- Category: Populer
Ketika lulus dari jenjang SMA/SMK Sederajat pasti kalian merasakan kegelisahan atau kebingungan dalam menentukan pilihan apakah harus lanjut kuliah atau memilih bekerja terlebih dahulu. Lantas apakah lsetelah lulus harus kuliah? Jawaban idealnya adalah bagi para lulusan SMA lebih disarankan untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan sebelum terjun ke dunia kerja. Mengapa harus demikian? Hal ini banyak didasarkan atas pertimbangan yang meyakinkan bahwa kuliah itu memang sangat penting. Oleh karenanya perlu diulas lebih jelas apa saja keuntungan yang akan didapatkan ketika kalian melanjutkan kuliah.

- Details
- Category: Populer
Peran menjadi seorang mahasiswa memiliki tantangan tersendiri, diantaranya mahasiswa dianggap sudah lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab dibandingkan masa sebelumnya yakni saat menjadi siswa, sehingga mahasiswa dituntut untuk dapat bersikap lebih mandiri. Terdapat perbedaan model pendidikan di Sekolah Menegah Atas dan perguruan tinggi, seperti perbedaan kurikulum dan sistem pembelajaran, kedisiplinan, dan hubungan antara mahasiswa dan dosen. Menjadi seorang mahasiswa baru merupakan masa transisi dari siswa menuju mahasiswa dan memiliki beberapa sisi positif, diantaranya siswa merasa lebih dewasa, lebih bereksplorasi terhadap gaya hidup dan nilai yang berbeda-beda, menikmati kebebasan dari pengawasan orang tua, dan lebih tertantang secara intelektual dengan adanya tugas-tugas akademik, namun tidak tertutup kemungkinan mahasiswa juga mengalami kesulitan. Masa transisi ini sebagai sebuah culture shock yakni mahasiswa belajar kembali terhadap masalah sosial dan psikologis dalam menghadapi hal baru dan cenderung akan mengalami kebingunan untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

- Details
- Category: Populer
Konsisten terhadap diri sendiri tidak mudah seperti yang diucapkan, naik turunnya konsistensi pada individu seringkali menjadi problematika dalam kehidupan, khususnya dalam belajar. Konsistensi diri merupakan salah satu bagian dari aspek keperibadian individu. Aspek keperibadian seseorang dapat berupa kepercayaan, tindakan maupun sikap. Maka dari itu dalam menyikapi arus globalisasi, diperlukan peningkatan belajar secara konsisten. Salah satu problem yang sering kali ditemui adalah semangat belajar yang tidak konsisten. Konsistensi belajar merupakan sesuatu permasalahan dalam dunia akademisi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu itu sendiri dalam meningkatkan konsistensi belajar sesuai ketentuan akademik melalui Self control atau pengontrolan diri sendiri.