Sebagai contoh, ketika seseorang mengalami kerisauan atau kesusahan, bantuan yang bisa kita berikan adalah berupa nasihat dan motivasi yang dapat menghibur hatinya. Dengan demikian, kegelisahan yang dialaminya akan berubah menjadi kegembiraan.
Dalam perspektif penulis, bentuk pertolongan non-material ini bisa disebut sebagai dakwah. Dakwah di sini berarti mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan, yang dalam istilah ayat tersebut disebut dengan al-birr dan al-taqwa. Dengan demikian, siapa saja bisa memberikan pertolongan dalam bentuk ini, tanpa terkecuali.
Namun, dalam hal pertolongan yang bersifat material, hanya mereka yang memiliki kemampuan finansial yang bisa melakukannya. Misalnya, orang kaya membantu saudaranya yang miskin.
Sumber : Tentang Kami – ASYKI
Gotong Royong sebagai Budaya Bangsa
Di Indonesia, sikap saling tolong menolong ini telah menjadi budaya yang dikenal dengan istilah "gotong royong". Budaya ini telah dipraktikkan secara turun-temurun sejak nenek moyang bangsa Indonesia hingga generasi saat ini. Bentuk bantuannya pun bervariasi sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing. Di perkotaan, bantuan lebih banyak bersifat material, sementara di pedesaan, bantuan lebih sering berupa tenaga atau bentuk non-material lainnya.
Melestarikan Nilai Tolong Menolong
Kebiasaan tolong menolong ini seharusnya terus dilestarikan kapan dan di mana pun kita berada. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang selalu menganjurkan umatnya untuk saling membantu, khususnya sesama umat Islam. Dengan demikian, akan tercipta persatuan dan kesatuan yang kokoh serta persaudaraan yang erat di antara umat manusia. Selain itu, Allah SWT juga akan menurunkan pertolongan-Nya selama kita menolong sesama.
Kesimpulan
Sikap saling tolong menolong, baik dalam bentuk material maupun non-material, adalah manifestasi dari ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam konteks budaya Indonesia, nilai ini tercermin dalam gotong royong yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Dengan terus melestarikan sikap ini, kita tidak hanya membangun persatuan dan kesatuan, tetapi juga mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Hal ini ditegaskan oleh Nabi saw. dalam sabdanya sebagai berikut:
‘Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw., telah bersabda: “Allah swt. akan menolong seorang hamba selama hamba menolong saudaranya” (HR. Muslim).[16]
Menyimak hadis tersebut, maka dapat dikatakan seorang manusia haruslah menghiasi dirinya dengan sikap tolong menolong. Jika hal tersebut dimiliki setiap manusia, maka Allah swt. akan menolong dan melindungi serta bersamanya.