Modus operandi para pelaku, menurut Prabowo, adalah mengemas ulang beras kualitas rendah atau beras biasa, kemudian menjualnya sebagai beras premium dengan harga yang dinaikkan secara sepihak. "Beras biasa dibilang beras premium, harganya dinaikkan seenaknya. Ini pelanggaran," tegasnya.
Kerugian fantastis yang ditimbulkan dari praktik ini diperkirakan mencapai Rp100 triliun per tahun. Angka tersebut, kata Prabowo, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia dalam waktu lima tahun. Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak yang ditimbulkan oleh mafia beras ini terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Presiden Prabowo telah secara khusus meminta Kejaksaan Agung dan Kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas dan menindak tegas para pengusaha nakal yang terlibat, tanpa pandang bulu.
Kenali dan Hindari Beras Oplosan: Tips untuk Konsumen Cerdas
Mengingat maraknya kasus beras oplosan yang merugikan konsumen, penting bagi kita untuk lebih jeli saat membeli. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita punya peran dalam memutus rantai kecurangan ini. Berikut beberapa tips sederhana untuk membedakan beras asli dari yang sudah dioplos atau dicampur:
• Perhatikan Warna dan Tekstur: Beras asli umumnya memiliki warna putih bening yang seragam dan tidak terlalu mengilat. Beras oplosan seringkali terlihat lebih kusam, atau justru terlalu putih karena pemutih. Perhatikan juga butirannya, beras oplosan mungkin ada yang pecah-pecah atau ukurannya tidak seragam.
• Cium Aromanya: Cium aroma berasnya dengan seksama. Beras asli memiliki aroma khas bulir padi yang alami dan segar. Beras oplosan kadang tidak berbau sama sekali, atau justru berbau apek, kimia, atau bahkan busuk jika sudah dicampur dengan beras lama.
• Rasakan Teksturnya dengan Tangan: Ambil segenggam beras dan rasakan teksturnya. Beras asli terasa kesat dan tidak licin. Beras yang dioplos dengan zat kimia atau minyak tertentu bisa terasa licin atau berminyak di tangan.
• Teliti Kemasan dan Label: Selalu beli beras dengan kemasan yang tersegel rapi dan memiliki label lengkap dari produsen terpercaya. Curigai beras yang dijual tanpa merek, dalam kemasan yang mencurigakan, atau dengan harga yang jauh di bawah pasaran untuk jenis beras yang sama. Harga yang terlalu murah bisa menjadi indikasi awal adanya praktik oplosan.
Dengan menjadi konsumen yang lebih waspada dan cermat, kita bisa turut serta dalam upaya memberantas kejahatan ekonomi beras oplosan ini.