Situasi keamanan internasional, menurut laporan yang disampaikan kepada kabinet pada Selasa (15/7/2025), berada dalam "era krisis baru" yang dinilai sebagai tantangan paling signifikan sejak berakhirnya Perang Dunia II. Laporan setebal 534 halaman ini menggarisbawahi perubahan fundamental dalam keseimbangan kekuatan global dan menyoroti kekhawatiran akan peningkatan persaingan antara China dan Amerika Serikat.
Dinamika Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik
Kawasan Indo-Pasifik, lokasi geografis Jepang, menjadi fokus utama ancaman keamanan yang diperkirakan akan memburuk di masa mendatang. Jepang telah mengambil langkah proaktif dengan mempercepat pembangunan kekuatan militernya di pulau-pulau di bagian barat daya. Persiapan ini mencakup penempatan rudal jelajah jarak jauh, didorong oleh kekhawatiran akan potensi konflik di Taiwan wilayah yang diklaim China dan siap diintegrasikan secara militer jika diperlukan. Latihan militer bersenjata yang dilakukan Taiwan selama 10 hari pekan lalu, sebagai respons terhadap ancaman invasi China, semakin menegaskan ketegangan di wilayah tersebut.
Laporan Kementerian Pertahanan Jepang juga mencatat peningkatan signifikan dalam kehadiran kapal perang China di Pasifik, dengan frekuensi pelayaran di lepas pantai barat daya Jepang meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Aktivitas ini termasuk pelayaran di perairan antara Taiwan dan pulau Jepang terdekat, Yonaguni. Beberapa hari sebelum laporan ini diterbitkan, Jepang mendesak China untuk menghentikan manuver jet tempur yang dinilai berbahaya dan terlalu dekat dengan pesawat pengumpul intelijen Jepang, insiden yang menurut Tokyo terjadi berulang kali dan berpotensi memicu tabrakan. Beijing menanggapi dengan menuduh Jepang melakukan penerbangan mata-mata terlalu dekat dengan wilayah udaranya.
Implikasi Pergeseran Fokus Kebijakan AS
Selain itu, laporan ini menguraikan dampak pergeseran fokus kebijakan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump yang lebih menitikberatkan pada penguatan ekonomi dan keamanan dalam negeri. Kondisi ini menempatkan Jepang dan sekutu-sekutu AS di kawasan untuk mengambil peran yang lebih besar dalam menjaga stabilitas regional.
Ancaman dari Korea Utara juga dipandang semakin serius dan mendesak, terutama dengan pengembangan rudal berhulu ledak nuklir yang berpotensi menjangkau Jepang, serta rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat yang mampu mencapai daratan utama AS. Hubungan strategis yang semakin kuat antara Rusia dan China turut memperparah kekhawatiran Jepang akan situasi keamanan di wilayahnya.