BMKG Tegaskan Fenomena Aphelion Bukan Penyebab Utama Cuaca Dingin di Indonesia

Apa Itu Fenomena Aphelion? Memahami Posisi Bumi Terjauh dari Matahari

Aphelion adalah peristiwa astronomi di mana Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari dalam orbit elipsnya. Fenomena ini terjadi setiap tahun, biasanya antara awal Juli. Perlu dipahami bahwa jarak Bumi ke Matahari saat Aphelion hanya sekitar 2,5 juta kilometer lebih jauh dibandingkan jarak rata-rata, dari total jarak rata-rata 150 juta kilometer.

Pada saat yang sama, belahan Bumi selatan, termasuk Indonesia, memang sedang mengalami musim dingin atau puncak musim kemarau. Namun, ini adalah kejadian rutin tahunan yang disebabkan oleh kemiringan sumbu rotasi Bumi, bukan karena jaraknya dari Matahari.

BMKG: Faktor Lain Lebih Dominan Pengaruhi Suhu Indonesia

Menurut BMKG, pengaruh fenomena Aphelion terhadap suhu di Bumi sangatlah kecil, bahkan cenderung tidak signifikan, terutama untuk wilayah tropis seperti Indonesia. Perbedaan jarak Bumi-Matahari saat Aphelion dan Perihelion (titik terdekat) hanya menghasilkan variasi energi Matahari yang diterima Bumi sekitar 3,3 persen. Angka ini terlalu kecil untuk menyebabkan fluktuasi suhu ekstrem yang sering dirasakan.

Justru, BMKG menjelaskan bahwa penurunan suhu atau cuaca dingin di Indonesia pada periode ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologis lainnya, antara lain:

  • Pergerakan Semu Matahari: Pada bulan Juli, posisi Matahari berada di belahan Bumi utara, menyebabkan tekanan udara di belahan selatan lebih tinggi dan membawa massa udara dingin dari Australia.
  • Musim Kemarau: Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, ditandai dengan sedikitnya awan. Langit yang cerah menyebabkan pelepasan panas Bumi ke atmosfer lebih efisien di malam hari, sehingga suhu permukaan menjadi lebih dingin.
  • Pergerakan Massa Udara Dingin: Adanya aliran massa udara dingin dari Australia menuju wilayah Indonesia bagian selatan juga berkontribusi pada penurunan suhu.

Tidak Perlu Panik, Tetap Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem

Masyarakat diimbau untuk tidak panik dan tidak menyebarkan informasi yang tidak akurat mengenai Aphelion sebagai penyebab utama cuaca ekstrem. Informasi yang benar dan terpercaya selalu bisa diakses melalui situs resmi BMKG.

Meskipun Aphelion bukan penyebab utama cuaca dingin, namun seluruh civitas tetap perlu menjaga kesehatan dan mempersiapkan diri menghadapi fluktuasi suhu yang mungkin terjadi selama musim kemarau ini.

Referensi : https://www.bmkg.go.id/siaran-pers/fenomena-aphelion-berdampak-ke-cuacaindonesia-bgini-penjelasannya