Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia melalui sinergi antara dunia akademik dan industri. Dalam MoU tersebut, kedua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM), riset dan kajian keuangan syariah, magang mahasiswa, serta pelatihan dan sertifikasi kompetensi.
Wakil Rektor Universitas Tazkia, Yaser Taufik Syamlan, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen nyata dalam menjembatani kebutuhan industri dan dunia pendidikan.
“Kami melihat BPRS sebagai tulang punggung inklusi keuangan syariah di tingkat akar rumput. Dengan kerja sama ini, kami ingin memastikan bahwa lulusan Tazkia tidak hanya memiliki pemahaman teoretis, tetapi juga siap memberikan kontribusi nyata di sektor keuangan syariah, khususnya BPRS,” ungkapnya.
Ketua Umum HIMBARSI, Alfi Wijaya, juga menyambut baik kerja sama ini dan menyatakan bahwa kemitraan strategis dengan institusi pendidikan seperti Universitas Tazkia sangat penting dalam menjawab tantangan BPRS ke depan.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Universitas Tazkia. BPRS saat ini menghadapi tantangan kompetensi SDM dan kebutuhan inovasi layanan. Kolaborasi ini diharapkan bisa menjadi solusi yang konkret dan berkelanjutan,” jelasnya.
Beberapa ruang lingkup kerja sama yang disepakati antara lain:
- Program magang, praktik kerja, dan rekrutmen alumni Tazkia ke BPRS di bawah naungan HIMBARSI.
- Penyelenggaraan pelatihan, sertifikasi, dan workshop untuk peningkatan kapasitas SDM BPRS.
- Kolaborasi riset dan pengembangan produk keuangan syariah berbasis kebutuhan riil masyarakat.
- Pengembangan kurikulum dan pelatihan dosen tamu dari praktisi BPRS.
Penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam sinergi antara akademisi dan pelaku industri keuangan syariah, serta diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan dan perluasan akses layanan keuangan syariah di Indonesia.