Seminar ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara IAI Tazkia dengan Marmara University, Turkiye, yang bertujuan untuk membahas perkembangan terkini serta tantangan di sektor keuangan Islam dari perspektif kedua negara.

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Abdullah, yang diikuti oleh sambutan hangat dari Abdul Azis Ibrahim, Ph.D, Wakil Rektor Bidang Kemitraan Strategis dan Inovasi IAI Tazkia. 

Dalam sambutannya, Abdul Azis menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengembangkan keuangan Islam yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara IAI Tazkia dan Marmara University, yang diwakili oleh Wiku Suryomurti, Ph.D (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah IAI Tazkia) dan Asst. Prof. Murat Yas (Koordinator Erasmus, Institut Ekonomi dan Keuangan Islam, Universitas Marmara). 

Penandatanganan ini menandai komitmen kedua institusi dalam memperkuat kerjasama akademik dan penelitian di bidang keuangan Islam.

Wiku Suryomurti, Ph.D, sebagai pembicara pertama, memberikan presentasi yang mendalam mengenai pemanfaatan teknologi finansial (fintech) dan solusi digital dalam meningkatkan tata kelola syariah di sektor keuangan Islam Indonesia. 

Ia menekankan bahwa fintech tidak hanya memperluas akses keuangan bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan keuangan konvensional, tetapi juga dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam operasional lembaga keuangan syariah. 

Dengan teknologi, lembaga keuangan Islam dapat menawarkan produk dan layanan yang lebih inovatif dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Selanjutnya, Asst. Prof. Murat Yas dari Marmara University memaparkan tantangan dan peluang dalam regulasi keuangan Islam serta kerangka tata kelola syariah di Turki. 

Dalam presentasinya, Murat Yas menjelaskan bahwa meskipun Turki memiliki potensi besar dalam pengembangan keuangan Islam, terdapat beberapa tantangan signifikan yang harus diatasi. 

Tantangan tersebut mencakup kebutuhan akan regulasi yang lebih komprehensif, peningkatan literasi keuangan syariah, serta harmonisasi standar syariah dengan praktik global. 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator, industri, dan akademisi untuk menciptakan ekosistem keuangan Islam yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Abdul Azis Ibrahim, Ph.D, menutup sesi pemaparan dengan topik ‘Dinamika Keuangan Islam di Negara-Negara OKI: Menghadapi Tantangan Keberlanjutan untuk Lembaga Keuangan Islam’. 

Dalam presentasinya, Abdul Azis membahas tantangan yang dihadapi oleh lembaga keuangan Islam di negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). 

Ia menyoroti pentingnya inovasi dan adaptasi terhadap perubahan global, termasuk penerapan teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. 

Abdul Azis juga menggarisbawahi perlunya kolaborasi internasional untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi, yang dapat mempengaruhi keberlanjutan lembaga keuangan Islam.

Setelah sesi pemaparan, acara dilanjutkan dengan diskusi yang hangat dan interaktif antara para narasumber dan peserta seminar. 

Diskusi ini mencakup berbagai topik mulai dari implementasi fintech dalam keuangan Islam hingga strategi untuk mengatasi tantangan regulasi di berbagai negara. 

Para peserta, baik yang hadir secara langsung maupun yang mengikuti secara daring melalui platform Zoom, menunjukkan antusiasme yang tinggi dan memberikan berbagai pertanyaan serta pandangan yang konstruktif.

Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para peserta mengenai perkembangan dan tantangan keuangan Islam di Indonesia dan Turki, tetapi juga memperkuat hubungan kerjasama internasional antara kedua negara dalam bidang akademik dan penelitian keuangan Islam. 

Acara ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dari kolaborasi yang lebih erat dan berkelanjutan antara IAI Tazkia dan Marmara University, serta mendorong perkembangan keuangan Islam yang lebih inklusif dan berdaya saing global.