Diskusi yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin dan perwakilan penting dari kedua belah pihak ini membahas berbagai aspek dan potensi kerjasama yang dapat dijalin dalam bidang pendidikan dan penelitian.

Wakil Rektor Bagian Kerjasama dan Inovasi Institut Tazkia, Abdul Aziz Ibrahim membuka acara dengan sambutan yang merinci visi dan misi Institut Tazkia, yang menekankan akan komitmen untuk mengembangkan kerjasama internasional yang bermakna.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Anita Priantina, Kepala Bagian Internasional Program, Irham Amir, dan Shofi Arofatul Marits dari divisi inovasi Institut Tazkia.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari ISRA Australia, Prof Mehmet Ozalp dan Zuleyha Kaskin, memberikan sambutan positif terhadap upaya kerjasama yang diusulkan oleh Institut Tazkia.

Rinto Azhar, yang turut hadir dalam pertemuan, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pembahasan lebih lanjut sekaligus berencana berkunjung ke Jakarta pada awal Februari.

Diskusi ini dianggap sebagai langkah awal yang penting menuju kerjasama yang lebih mendalam antara kedua institusi tersebut.

Abdul Aziz Ibrahim memperkenalkan secara singkat kampus Tazkia, sedangkan Prof Zuleyha menyampaikan rinciannya mengenai program-program yang ditawarkan oleh ISRA dan CSU Australia.

Pergantian ide dan pertanyaan-pertanyaan terkait program yang potensial untuk kolaborasi menciptakan suasana diskusi yang produktif.

Mengakhiri pertemuan dengan harapan positif, kedua belah pihak menyatakan niatnya untuk segera menjalin kerjasama lebih lanjut seperti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) atau perjanjian kerjasama (PKS), serta pelaksanaan program kolaborasi yang diharapkan memberikan dampak positif bagi kedua institusi tersebut.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian, kerjasama internasional menjadi salah satu kunci utama.

Dengan sinergi antara Institut Tazkia, ISRA Australia, dan CSU Australia, diharapkan akan tercipta lingkungan akademik yang lebih beragam dan produktif, memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa dan peneliti di kedua negara.